Monday, November 19

..puisi hujan..

Hujan,
Membasahi bumi
Mengaduk hati nan sepi
Tanpamu di sisi

Rindu,
Akan sentuhanmu
Akan bibir hangatmu
Akan pelukanmu

Terbang,
Bersama masa lalu
Menjalani hari denganmu
Tanpa ingin kembali
Share/Bookmark

Saturday, November 17

..mimpiku tentangmu..

Di tengah jalanan yang ramai, banyak orang lalu lalang, aku melihatmu. Kamu memakai kaos hitam, celana pendek abu-abu dan topi krem.

Kamu berjalan kaki sendiri saja, merekam keramaian suasana dengan kameramu.

Ingin sekali rasanya aku memanggilmu, memelukmu, tapi aku tak berani. Aku khawatir kamu tak mau mengenalku lagi atas segala perbuatanku yang telah mengecewakan dan melukaimu.

Aku bersembunyi, masuk ke satu toko, supaya aku leluasa melihatmu. Tapi tak lama, kamu pun masuk ke tempat yang sama.

Aku segera berlari keluar menuju lift karena aku tak ingin kamu melihatku menitikkan air mata. Menanti pintu lift terbuka sungguh sebuah penantian yang sangat lama. Ketika pintu lift terbuka, ternyata kamu sudah berada di dalamnya.

Aku tertegun dan tak siap untuk menghadapimu. Aku pun berlari, namun aku masih bisa mendengar suaramu menyapaku, "Ijul..."

Ingin sekali aku membalikkan badan, masuk ke dalam lift itu dan memelukmu, tetapi pintu sudah tertutup dan aku hanya bisa berlari, terus berlari dan berlinangan air mata.

Lalu aku terbangun...
Dengan air mata yang sudah membasahi bantalku :(

-aku yang sangat merindukanmu hingga menusuk tulang rusukku-
Share/Bookmark

Thursday, November 15

..campur aduk..

Sepi...

Itu yang gue rasakan saat ini. Walau gue berada di tengah keramaian, dikelilingi teman-teman, mencoba tertawa dan bersenda gurau dengan mereka, tapi jiwa gue tetap sepi, seperti ada ruang hampa yang besar sekali.

Kehilangan..

Kehilangannya adalah yang terburuk, walau gue sangat berharap hal itu tidak terjadi dan tidak menjadi pilihannya.

Andaikan gue bisa mengubah waktu, pasti akan gue lakukan. Tapi sayangnya gue gag bisa. Yang bisa gue lakukan hanyalah menguatkan hati, berusaha menghadapi konsekuensi terburuk atas apa yang udah gue lakukan.

Bodoh..

Berulang kali gue cuma bisa berkata ke diri gue sendiri betapa bodohnya perbuatan dan perkataan gue ke dia. Seharusnya gue bisa lebih peka. Gue memang menyadari posisinya yang sulit, tapi apa gue salah kalau gue pengen diaku walau dalam skala kecil? Mungkin gue dianggap menuntut terlalu banyak darinya hingga batas kesabarannya pun habis. Gue gag bisa menyalahkannya kalau memang itu yang ia rasakan.

Penyesalan selalu datang belakangan. Gue tau banget itu. Dan itu yang gue rasakan sekarang, menyesal.

Tentang rasa..

Semua perasaan campur aduk, tapi satu hal yang pasti, perasaan gue ke dirinya masih sama. Gue masih menyayanginya dan mencintainya sepenuh hati. Kupu-kupu itu masih betah, hinggap bermain di diri gue, bahkan semakin banyak.

Kesempatan..

Gue hanya berharap dia mau memberikan kesempatan lagi. Setidaknya memberikan gue kesempatan untuk bertemu sekali lagi, menjelaskannya secara langsung, menatap wajahnya, memegang tangannya, berharap perasaannya masih sama seperti dulu.

I really wanna save this boat from sinking with one and only reason, I love him :(

- gue yang berusaha keras mengumpulkan konsentrasi -
Share/Bookmark

..pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi..

Hoaheeeemmm, pagi yang cerah dari Mataram.. Tapi ternyata gak secerah hati dan jiwa gue, hehehee. Bukan, ini bukan tertawa senang, tapi tertawa sedih.

Sedih tak terkira, karena tampaknya gue harus kehilangan orang yang gue cintai setulus hati, separuh jiwa gue karena mood swing PMS gue yang gak jelas, karena gue gak bisa mengontrol emosi dan kata-kata gue. Sekarang gue hanya bisa tercekat.

Sayang, ini adalah penjelasan dan permintaan maaaf gue secara terbuka di depan umum. Gue gak pernah ada niatan sedikit pun untuk memojokkanmu. Mungkin gue yg minta terlalu banyak darimu. Gue sadar sekali akan posisimu, tapi tak bisa dipungkiri bahwa hati kecil gue juga butuh pengakuan. Memang terdengar cemen, tapi mungkin pengalaman-pengalaman gag enak selama ini, yang selalu 'disimpan' sama setiap cowok yang berhubungan ama gue dg alasan mereka masing-masing dan gue selama itu harus mengerti posisi mereka tanpa mereka mengerti posisi gue yang membentuk gue seperti ini. Lalu apakah ini justifikasi dari tindakan gue ke elo? Jawabannya iya dan tidak. Keinginan terdalam gue adalah gue ingin kamu bisa mengakuiku, walau itu cuma di dunia maya.

Untuk urusan keluarga, selama ini gue emang gag pernah nanya karena gue tau itu hal yg sensitif untukmu. Sementara untuk urusan teman, mungkin, sekali lagi, gue cemen banget tapi gue pengen diakui kalo aku itu pacarmu di depan teman-temanmu, bukan hanya pacar di mata keluargaku dan teman-temanku. Iya, teman-teman dekatku sudah tahu kalau aku sudah berpacaran dengan kamu.

Gue mungkin sudah kehilanganmu. Dari balasanmu ke WA-ku semalam, tampaknya itu tersirat jelas. Hati kecil ini memberontak, membodoh-bodohi diri sendiri, tapi gue harus menerimanya kalau memang itu maumu.

Sayang, hampir 3 bulan bersamamu selama ini sungguh suatu masa yang sangat sangat berharga dan gag akan pernah aku bisa lupakan. Harapan dan semangat hidupku melihat masa depan bersama seorang pria mulai tumbuh lagi ketika kita berdua menghabiskan waktu bersama. Aku ingin aku bisa mendapatkannya terus, selamanya.

Aku minta maaf atas segala kesalahan dan kebodohanku selama ini. Aku berharap sekali bahwa hubungan ini masih bisa diselamatkan dan diperbaiki. Aku berharap banyak darimu karena kamulah orang yang aku cari selama ini, orang dimana aku akan menghabiskan masa tua bersama. Orang yang bisa menghadapi segala bentuk emosi yang gak jelas ini.

Aku gak bisa ngomong banyak lagi. Sudah banyak orang berseliweran di lobi ini sambil melihat heran ke perempuan yang sibuk dengan teleponnya tapi sambil bercucuran air mata.

Sayang, aku minta maaf dan aku sangat tidak mau kehilangan kamu. Aku harap kamu mau memaafkanku dan memberiku kesempatan untuk memperbaiknya. Paling tidak, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya secara langsung untuk terakhir kalinya bila kamu sudah menutup hatimu untukku :(

Share/Bookmark