Tuesday, April 14

..di suatu konser..

Seorang wanita berdiri di bagian belakang ruangan tempat berlangsungnya konser musik. Di sampingnya ada sepasang kekasih berpelukan. Sedang asyik menonton, tiba-tiba kekasih wanita yang dipeluk dari belakang oleh sang pria bersuara.

Wanita : Masak siy ? Aku baru keramas kemarin kok
Pria : *bergumam tak kedengaran oleh suara musik*
Wanita : Bener kok *sambil mencium rambutnya yang panjang*
Pria : *memeluk kekasihnya dengan kepala mundur menjauh dari rambut pasangannya*

Sang wanita yang berdiri tepat disampingnya mendadak sontak lepas kendali tidak kuat menahan tawa dan sangat tidak sabar untuk segera keluar ruangan dan menceritakan hal ini kepada teman-temannya.

Share/Bookmark

..bahasa jawa..

Ini adalah pengamatan gue & ibu gue selama ini. Menurut kita berdua, banyak orang jawa yang malu untuk menggunakan bahasa jawa dan mereka yang ngakunya punya darah jawa, ternyata tidak bisa sama sekali mengerti, apalagi ngomong bahasa jawa.

Jujur, gue kadang iri dengan temen2x gue yang berdarah Sunda, karena mereka dengan lancarnya berbahasa Sunda dan banyak sekali para selebriti yang berseliweran di tv berbahasa Sunda tanpa rasa malu, mereka bangga akan bahasa daerahnya. Sementara bahasa Jawa ? Temen2x gue yang notabene bapak-ibunya asli jawa, sama sekali gak ada tuh yang mengerti bahasa jawa, apalagi yang setengah kayak gue, mereka asli buta..

Expresi mayoritas masyarakat, kalo ada yang ngomong bahasa jawa, umumnya akan berkata seperti ini "ih, kampung banget siy", "mas2x banget.." (kalo yang ngomong laki), "bahasa indonesia aja deh" (bukan karena mereka gak ngerti, tapi karena mereka risih dengernya), "iiiiiiiiiiihhhhhh...." (penuh tatapan jijik menandakan yg ngomong bahasa jawa itu norak kampungan abis).

Mungkin karena cap2x seperti itulah, makanya banyak sekali babu-babu yang sehari-hari di desanya sana bahasa jawa, trus setelah kerja 1 bulan di jakarta, mendadak amnesia akan bahasa daerahnya dan langsung berbicara ala kota Jakarta (tak lupa pakai gue & lo) dg logat jawa yang kental. Terkadang kalo diajak bicara bahasa jawa, mereka malah menimpali dengan bahasa indonesia.

Gimana bahasa jawa nantinya tidak akan tergerus kalau saat ini saja sudah tidak ada lagi peminatnya ? Hal itulah yang mendasari kenapa gue selalu berusaha berbicara dengan bahasa jawa ke ibu gue, mulai mempelajari krama inggil (yang jujur, susah banget), berinteraksi dengan menggunakan bahasa jawa ke orang2x yang gue tau orang jawa, mulai pasang status di fb dengan bahasa jawa & liat berapa banyak orang yang ngerti dan berkomentar balik.

Ketika semua orang berbondong-bondong mengirimkan anaknya ke sekolah internasional, berbahasa inggris sehari-hari, keluarga gue tetap mempertahankan menggunakan bahasa jawa, terutama ibu gue yang berinteraksi sama cucunya. Dan kalo nanti gue punya anak, gue juga gak akan memaksakan anak gue untuk belajar bahasa inggris dengan alasan biar gak kuper ato biar dipuji sama temen2x gue, gak.. Alih-alih gue akan mengajarkan anak gue bahasa jawa, mengajarkan mereka mencintai budaya sendiri, meneruskan bahasa yang makin lama makin terkikis dan ditinggalkan oleh mereka yang mengaku orang jawa.

Jangan sampe deh, bahasa jawa diaku jadi bahasa daerah Malaysia, karena sekarang aja, sudah banyak orang bule yang lebih lancar pake bahasa jawa dibanding orang jawanya sendiri. Tapi gue siy yakin, kalo keadaannya tidak berubah (ato malah makin buruk), bisa jadi bahasa Jawa akan hilang..

*berdoa semoga tidak terjadi*

Share/Bookmark

Wednesday, April 8

..kemana kau pergi aku ikut..

Ternyata kerupuk ikan terlanjur kondang punya saingan dalam urusan nama.. Pagi ini gue and temen gue beli cemilan di OG (temennya OB) kantor yang 10ribu dapet 3 plastik, and kita bedua langsung ngakak hebat setelah baca merk kemasannya. Bit corky, but it's so catchy..


Share/Bookmark

Tuesday, April 7

..6 Apr 09 @ 2 PM..

Kemaren siang, berhubung ada farewell orang kantor di Dapur Sunda, Bellagio, jadi mau tak mau kita pada meluncur ke arah Kuningan, padahal jam 12 siang di Pd Indah itu lagi deras-derasnya hujan, ditambah angin kencang. Untung saja, pas nyampe Wijaya, hujan langsung berhenti.

Berhubung di dalam ruangan, jadi kita gak ada yang ngeh keadaan diluar sampe kita selesai makan and nunggu mobil. Udara udah gelappp banget, hujan deras pake angin kencang pula. Perjalanan dari Mega Kuningan ke kantor butuh perjuangan, makan waktu 1,5 jam, yg gue rasa siy masih dalam taraf wajar (mereun..). Tapi yang jelas, pemandangannya itu cukup luar biasa (at least buat gue), karena dalam waktu 1 jam, hujan di Jakarta bisa langsung membuat jalanan sepanjang yang gue lewati itu terendam air sampe setengah roda sedan.

Dan inilah, foto2xnya... Yang sebelah kiri itu di jalur lambat, yang sebelah kanan itu di jalur cepat, TKP: Atmajaya.


Share/Bookmark