Somehow gue merasa bersyukur karena dibesarkan di lingkungan keluarga yang senang sekali membaca. Sedari kecil, gue sudah dibiasakan untuk membaca. Bacaan waktu kecil yang gue inget bukan berupa komik, tapi majalah. Iya, majalah Bobo & Kawanku, yang dijilid ibu gue and masih awet disimpan sampe sekarang (and sekarang para keponakan gue pun kadang masih ngebacanya, heheheheeeeee).
Setiap ibu & bokap gue ke Jakarta (yes, gue lahir & tinggal di Palembang ampe umur 7 taun), pasti mereka pulang dengan setumpuk buku keluaran dari Gramedia. Gue gak pernah minta oleh2x yang lain kecuali buku. Dan ketika gue sekeluarga pindah ke Jakarta, kebiasaan gue membaca makin menjadi, karena di Jakarta, akses ke Gramedia lebih gampang, gak perlu naek pesawat dulu.
Paling gak satu bulan sekali, gue ke Gramedia and pulang dengan 5 buku cerita. Gue bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk baca buku. Kadang gue sampe lupa makan (biasanya ini tiap wiken), and diomelin habis2xan ama ibu gue karena gue menghabiskan waktu gue seharian di tempat tidur utk membaca. Yang gue inget, waktu SD, sekitar kelas 5 SD, gue sudah menyelesaikan serial lengkap Tini (ini gambarnya bagus karena asli dari Belanda, tapi udah dialihbahasakan ke Indonesia), 5 sekawan, Tintin, Sapta Siaga, Mallory Towers & Si Badung & beberapa buku seri Pasukan Mau Tahu.
Beranjak SMP & SMA, jenis buku gue makin bervariasi. Tapi umumnya, gue membeli buku sastra di jaman Pujangga Baru. Mulai dari STA (ini gue cukup lengkap), Marah Rusli, Armin Pane, N. St. Iskandar, pokoknya yang ada di buku pelajaran Bahasa Indonesia, gue rata2x ada. Pas kuliah, kegiatan membaca gue agak terhenti. Bukan karena gue males, tapi karena gue terlalu asyik bermain bersama teman2x, jadi gue gak ada waktu untuk membaca.
Nah semenjak kerja, gue mulai rajin lagi baca buku. Kegiatan paling menyenangkan adalah pergi ke toko buku, dimana gue bisa menghabiskan waktu sekitar 2-3 jam hanya untuk membeli 2-3 buku. Gue paling gak suka diburu-buru kalo lagi di toko buku. Mungkin ini kebiasaan yang ditularkan oleh keluarga gue yah. Setiap kali kita ke toko buku, kita pasti memisahkan diri and berjanji untuk bertemu di depan kasir setelah semua selesai dg bukunya masing-masing. Intinya, gak pernah ada batasan waktu kalo lagi di toko buku.
Buku menurut gue adalah sumber ilmu, sumber inspirasi & juga salah satu wadah untuk kita merefleksikan diri. Dengan membaca buku, elo bisa mengambil moral of the story & try to apply it in your daily life (kalo bisa). Walo hingga saat ini, gue belum bisa menikmati buku kejiwaan ato self-motivating book seperti yang banyak beredar saat ini, too heavy for me.
Kembali lagi ke pembicaraan antara gue & teman gue semalam.. Menurut gue, gak ada kata terlambat untuk belajar menyenangi membaca buku. Mungkin bisa dimulai dari buku yang gampang dicerna dulu, dan gak perlu ngikutin orang lain. I mean, kan ada tuh, orang yang sok2xan ngebaca buku karena orang lain pada baca, seperti halnya buku Laskar Pelangi ato Da Vinci Code. Karena semua orang baca buku Laskar Pelangi, trus ikut2xan ngebaca itu, padahal siy gak tau apa makna dari buku itu, and gak bisa menikmatinya.
Sahabat baik gue, Merry, once said that the book chooses you. Well, I kinda agree with that. I mean, elo tau lah kemampuan pencernaan otak loe sampe mana, jadi gak perlu maksa untuk beli suatu buku biar dibilang pintar. Padahal siy, duh, otaknya tuh udah empot2xan untuk mencerna kalimat demi kalimat yang ada di buku itu.
Jadi, untuk temen gue ato orang2x yang baru mulai membaca, jangan pernah minder kalo kalian baru memiliki hasrat membaca saat ini. Yang penting itu niat, dan gak pernah ada kata terlambat. I bet, once you start to read a book that you like so much, you would spend hours to read another book and you are craving for more books.