Berhubung masih cuti, jadi tgl 7 okt kemaren, gue, ibu, kakak gue & 2 anaknya berkeliling jakarta. Niatan awal adalah nganterin ibu gue napak tilas ke pasar senen, mengingat jaman2x susah dia waktu masih tinggal di sunter. She's quite amazed knowing that toko kelontong Sentosa masih berdiri tegak di pasar senen dg tanpa ada satu perubahan pun (kecuali barang2x di tokonya yang makin bervariasi & lebih baru yaaaa...). Abis itu, kita ngubek2x ke dalam pasar senen, yang to be honest with y'all, it's my first time jalan2x ke dalam. Kalo cuma di pelatarannya siy dah pernah, secara sering beli kue di pasar paginyah. Tadinya mau makan di warung bakmi ayam, tempat ibu dulu biasa ngebawa kedua kakak gue semasa kecil, sekalian mau minum es campurnya. Tapi berhubung es campurnya lagi gak ada stok (si penjual isi es campur masih pada mudik), jadinya kita mutusin utk cari tempat makan lainnya, and I directed them to go to Pasar Cikini.
Walo pasar cikini lagi ada renovasi, untungnya tempat gue biasa makan mie ayam itu buka. But then again, there's no es campur, and akhirnya gue hanya bisa minum es jeruk. Mie ayam mereka emang enak, buatan sendiri gue rasa, and isinya banyak. Cuma sayang, ada 2 kucing yang gengges banget mengiaw-ngiaw di bawah meja.
Abis dari Cikini, kita jalan ke Taman Proklamator. Taman ini adanya di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Tempat yang bersejarah karena back in 17th Aug 1945, Bung Karno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di tempat ini (sekarang marked with Tugu Petir). Ini juga pertama kali gue menginjakkan kaki disini. Gue cukup sering melewati daerah ini, and pengen juga mampir ke tempat ini, tapi gak pernah sempat. Jadi, waktu ke taman ini, gue cukup senang, tapi on the other hand, sedikit miris karena melihat tempat ini tidak terawat (vandalisme everywhere..)
Abis berpanas2xan di Tugu Proklamator, kita bergerak ke Sasmita Loka alias rumah Jendral Ahmad Yani, salah satu pahlawan revolusi yang tewas pada tgl 30 Sept 1965. Apakah dia tewas oleh PKI atau Cakra Birawa ? Only pak Harto knew and he's dead already. Gak ada yang berubah dari musium ini from the last time I visited, which was 20 years ago. Everything is still in the same place.
Cuma ada satu pertanyaan yang terlontar di benak kita semua, bahwa betapa kecil rumah Pangab di tahun 1965. Bandingkan saja dengan rumah Pangab sekarang, bisa 3-4 kali lebih besar dari rumah jendral A. Yani sekarang ini.
Dalam perjalanan pulang, gue & mbak Desy sepakat utk tour de musee in the weekend if there's no plan. Ini juga dalam rangka memperkenalkan sejarah & budaya Indonesia ke para keponakan gue, yang ironisnya, waktu berkunjung ke sasmita loka, they didn't know shit about him.. Boro2x jendral ahmad yani, they don't even know how many pahlawan revolusi yang tewas tgl 30 Sept 1965. Hmmm, it made me wanna find the DVD of Pengkhianatan G30S/PKI juga niy.
Anyway, please enjoy the pix and hope this encourage you to do the same, learning the history of Indonesia by visiting the museums.
Cheers !!
ijuuuulll...gw jg mau ahhh..
ReplyDeletekamu menginspirasikuh..thx ya say *mmuuaaahhh*
NASIONALIS ABIS!!!
ReplyDeleteBRILLIANT!
yaeyaaaaaaaaalaaaaaaaaaaaa teri asin...dooh
ReplyDelete*sigh*
hah!! lapeeer dah!
ReplyDeleteiih..ijul!! u is lookin' at his crotch what?? kekekekekek
ReplyDeletewah tour de jakarta, buat orang jakarta-nya mungkin malah ga kepikiran loh =) nice idea!
ReplyDeletehmmm, sepertinya begitu *tersipumalu*
ReplyDeletehahahahaaa, bener banget tuh.. wong pas gue & keponakan gue foto2x, emak gue ditanya "lagi liburan ke jakarta ya bu ?" and ibu gue bilang "iyah..", huahahahahaaaaa :))
ReplyDeleteeda, akyu jadi kangen makan teri medan buatan ibumu...
ReplyDeleteheheheheeeee, it's just a small contribution from me as an indonesian (walo gak loyal2x amat pemerintah ini)
ReplyDeletegue juga (lho ?!?)
ReplyDeletehayo, segera lakukanlah, apalagi mengingat kamyu suka sekali jalan2x tokh ?
ReplyDelete