Bagi yang sering menggunakan angkutan umum atau mencari ruang memarkirkan mobilnya di Jakarta pasti tahu bahwa ada pengkhususan bagi perempuan. Memang, kaum perempuan senang dengan adanya pengistimewaan ini. Tapi tahukah kamu, bahwa kondisi ini makin memperjelas bahwa negeri ini tidak inklusi?
Di satu sisi, perempuan meminta haknya untuk disetarakan dengan kaum pria, tetapi di sisi lain, dengan adanya pembedaan itu, menyatakan bahwa perempuan itu minta dibedakan?
Terus terang, saya juga beberapa kali menggunakan lahan parkir untuk perempuan karena memang sedang kosong. Tapi ada kejadian yang sampai sekarang tidak pernah akan dilupakan ketika saya hendak parkir di mal besar di dekat Tugu Selamat Datang. Saat itu, saya ancang-ancang parkir mundur dan si petugas parkir mengatakan, "Saya bantu parkirkan saja, mbak." Berhubung saya sedang fokus dengan mobil, saya tidak begitu peduli dengan tawarannya. Tapi setelah saya reka ulang, saya berkesimpulan bahwa yang ia baru saja lakukan adalah suatu penghinaan dan merendahkan martabat. Begitu banyak contoh yang kalau ditulis bisa menjadi sangat panjang.
Tidaklah heran ketika banyak kaum pria yang kemudian merendahkan bahkan melecehkan perempuan. Seharusnya yang diperbaiki adalah pola pikir, bukan malah memperuncing minta perlakuan khusus.
- di gerbong kereta campur -
No comments:
Post a Comment