Blora, dulunya adalah tujuan mudik keluarga gue setiap Lebaran karena eyang buyut gue tinggal di sana. Kenapa ke eyang buyut dan bukan ke eyang? Karena sejak gue umur 4 tahun gue sudah tidak punya eyang. Mereka meninggal dalam kecelakaan angkutan umum lalu dimakamkan di Blora.
Semenjak ibu memboyong yangyut putri ke Jakarta th 90, gw dah gak pernah lagi ke Blora hingga akhirnya tahun 2007, gue, ibu dan dek Abi (anak mbak Prita) pergi bersama-sama ke sana.
Tidak banyak perubahan yang terjadi dengan Blora. Memang terasa pertumbuhannya yang cukup pesat, seperti motor-motor yang pelan tapi pasti mulai memenuhi kota dan menggeser keberadaan dokar serta becak. Munculnya beberapa tempat usaha seperti bengkel dan pusat perbelanjaan di tiap sudut kota. Tapi lebih dari itu, kota kecil ini masih menawarkan keasrian yang sama, sifat ramah tamah, kekeluargaan dan penuh keakraban yang sama. Kehidupan di Blora cukup tenang, bahkan bisa dibilang berjalan lambat.
Berkunjung ke Blora selalu menyenangkan dan tidak sekali pun gue pernah dilanda kebosanan ketika gue ada di sana. Blora menjadi salah satu tujuan liburan keluarga gue karena selain untuk berlibur, ada makam leluhur kami di sana, tepatnya di Kajangan.
Gue pasti akan terus kembali ke kota ini, dan semoga saja ketika gue kembali lagi, gue sembari mewujudkan cita-cita gue MENGENDARAI MOBIL SENDIRI :)
No comments:
Post a Comment