Friday, June 6

..keliling Jawa..


Peta sebagai pemandu jalan & Dumbo sebagai teman jalan
Pada tanggal 28 April 2014 lalu, gue memulai perjalanan keliling Jawa yang dimulai dari Pantura hingga Banyuwangi, berlanjut ke Blambangan kemudian menyusuri jalur selatan hingga kembali ke Jakarta. Perjalanan ini adalah salah satu hal yang gue impikan untuk lakukan sedari dulu. Berawal ketika bapak gue masih hidup dan yangyut putri gue masih hidup, setiap Lebaran, kami sekeluarga selalu mudik ke Blora dengan naik mobil. Gue lupa tahun berapa, tapi gue ingat, dulu ketika mobil bapak Suzuki Carry, bagian tengah mobil diangkat joknya, lalu kami menggelar tikar dan tidur-tiduran di bawah. Mudik ke Blora berakhir ketika yangyut putri gue diboyong ke Jakarta akhir 80an, tapi ingatan akan mudik dan keinginan untuk suatu saat bisa menyetir hingga ke Blora tidak pernah surut. Gue pengen banget bisa nyetirin bokap seperti kakak gue, Mbak Desy, lakukan waktu itu. Waktu berjalan, bokap meninggal, dan keinginan untuk nyetir ke Jawa pun sedikit meredup.

Sekitar tahun 2008, ketika film 3 hari untuk selamanya yang dibintangi Nicholas Saputra tayang di bioskop, gue dan pacar gue saat itu pun berencana untuk melakukan road trip hingga ke Malang. Nampaknya seru, tapi gue menanggapi biasa saja, karena saat itu gue masih bekerja kantoran dan kemungkinan untuk cuti panjang sepertinya tidak bisa. Ya memang, pacaran kandas, begitu pula dengan road trip. Pertengahan tahun 2011, ketika gue sudah mau mengundurkan diri dari pekerjaan kantoran, terjadi perbincangan via FB sama salah satu teman lelaki gue. Kami berdua berencana untuk road trip di akhir tahun 2011. Jadwal perjalanan selama 2 minggu sudah tersusun rapi, mobil sudah dimasukkan ke bengkel, dan tinggal 7 hari lagi berangkat, lalu dia menelepon kalau kemungkinan besar dia tidak bisa pergi karena harus ke Pontianak. Kesal dan kecewa sekali mendengarnya, karena gue sudah sangat tidak sabar untuk melakukan perjalanan ini. Tapi ya gue juga tidak bisa memaksa teman gue untuk mengubah jadwalnya. Di pertengahan 2012, teman gue ini akhirnya jadi pacar (hahahaaaaa...) dan sekali lagi, kami merencanakan untuk road trip di awal Desember. Cuma karena dia sendiri kurang serius untuk rencana road trip ini, dan gue sibuk mengurus persiapan untuk program pendidikan yang gue pegang di Lebah, jadi sekali lagi, road trip gagal diwujudkan. Tahun 2013, sewaktu gue berlibur di Amerika, gue berniat untuk mewujudkan perjalanan keliling Jawa ini sendirian. Tadinya, gue pengen jalan pas puasa, tapi kayaknya gak seru banget, masak perjalanan pas puasa, kurang bisa maksimal wisata kulinernya. Lalu gue mundurkan ke November, tapi pikir-pikir, bulan itu sudah masuk musim hujan. Gue paling malas nyetir saat hujan, selain jalannya lebih lambat, gue kesal liat wiper yang bekerja membersihkan kaca depan, ganggu titik fokus. Awal tahun 2014, gue masih mencari bulan yang baik untuk road trip dan akhirnya gue putuskan untuk pergi di bulan Mei karena di bulan itu gue nggak ada jadwal liburan sama sekali, kemungkinan besar sudah nggak ada hujan dan gue berasumsi bahwa jalanan masih lebih baik strukturnya daripada setelah lebaran. Bulan April, gue pun bilang ke ibu, tapi ibu membalas bahwa gue harus cari teman untuk menemani selama perjalanan. Negosiasi yang cukup alot dengan ibu, namun pada akhirnya beliau mengiyakan gue pergi sendirian karena gue bilang ke ibu, bahwa tidak akan ada orang yang bisa pergi menemani selama 5 minggu penuh (ibu tahu bahwa hubungan gue sudah kandas dengan pacar), sementara keinginan gue untuk melakukan perjalanan ini sudah tak bisa terbendung lagi.

Persiapan untuk road trip ini gue lakukan praktis hanya seminggu sebelum berangkat, karena jujur, di bulan April itu, gue masih ada jadwal liburan ke sana kemari. Jadi sekembalinya dari Flores, gue langsung memanfaatkan hari yang ada untuk ke bengkel, beli buku dan cemilan untuk dibagikan ke anak-anak kecil yang gue temui sepanjang perjalanan (gue anti memberikan uang ke anak usia sekolah dasar, jadi gue menggantinya dengan memberikan buku dan cemilan), beli kotak pendingin, makanan, minuman, segala macam yang menurut gue akan diperlukan selama perjalanan nanti. Packing baju saja baru dilakukan dua hari sebelum berangkat karena gue masih ada proyek terjemahan. Gue berencana untuk pergi selama 35 hari, tapi gue sama sekali nggak punya waktu untuk merencanakan tempat yang akan gue tuju. Gue hanya punya gambaran tempat yang akan gue tuju di 4 hari pertama, hari-hari berikutnya ya urusan nanti.

Tanggal 28 April itu pun tiba. Perasaan gue campur aduk. This is the moment that I've been waiting for and it's finally here! Selama hampir 5 minggu, gue berkendara keliling Jawa, dari satu kota ke kota lain. Menyetir dari pagi hingga sore (terkadang malam hari), menikmati pemandangan yang tidak akan bisa didapatkan di Jabodetabek (apalagi Jakarta!), mengamati orang-orang yang melintas, mencari warung yang menjual makanan khas kota yang sedang gue singgahi, menjalin pembicaraan dengan orang-orang yang gue temui, mengunjungi tempat-tempat wisata, menikmati jalannya waktu tanpa terbersit rasa kebosanan sedikit pun.

Gue sangat berterima kasih karena cukup banyak teman yang merekomendasikan tempat yang patut dikunjungi baik melalui whatsapp atau facebook. Cukup banyak teman yang mau gue repoti dan menampung gue sewaktu gue singgah di kota mereka. Gue bersyukur memiliki banyak teman yang perhatian sama gue, yang mendoakan agar gue selamat selama di perjalanan.

Ketika perjalanan harus berakhir lebih cepat 2 hari karena Timun, kelinci gue yang sudah sekarat, ada kesedihan karena harus meninggalkan aktivitas rutin yang sudah dijalani selama 33 hari ini. Sedih karena untuk sementara waktu harus menyudahi perasaan excitement yang timbul setiap mau mendatangi tempat baru, struktur jalanan seperti apa yang akan dilalui, pemandangan seperti apa yang akan ditemui, dan berada di balik kemudi mobil lalu menyalip-nyalip kendaraan di depan. Tapi di satu sisi, gue amat puas karena akhirnya bisa mewujudkan keinginan yang sudah cukup lama bertengger di pikiran dan hati. Perjalanan spiritual ini benar-benar sesuai dengan apa yang gue harapkan. Gue merasa diri gue menjadi semakin kaya, pengalaman hidup menjadi semakin bertambah, dan Sang Pencipta semakin enak untuk diajak bercakap-cakap.

Suatu hari nanti, gue akan melakukan perjalanan ini kembali. Menelusuri jejak yang tertinggal, menemui mereka yang pernah singgah, menghidupkan kembali apa yang pernah mati. Perjalanan ini akan terus diingat sepanjang hayat.

Keadaan mobil selama 33 hari :)

Share/Bookmark

1 comment:

  1. pengen seperti kk juga bisa keliling jawa, impian banget, inspiring banget :)

    ReplyDelete