Thursday, November 15

..pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi..

Hoaheeeemmm, pagi yang cerah dari Mataram.. Tapi ternyata gak secerah hati dan jiwa gue, hehehee. Bukan, ini bukan tertawa senang, tapi tertawa sedih.

Sedih tak terkira, karena tampaknya gue harus kehilangan orang yang gue cintai setulus hati, separuh jiwa gue karena mood swing PMS gue yang gak jelas, karena gue gak bisa mengontrol emosi dan kata-kata gue. Sekarang gue hanya bisa tercekat.

Sayang, ini adalah penjelasan dan permintaan maaaf gue secara terbuka di depan umum. Gue gak pernah ada niatan sedikit pun untuk memojokkanmu. Mungkin gue yg minta terlalu banyak darimu. Gue sadar sekali akan posisimu, tapi tak bisa dipungkiri bahwa hati kecil gue juga butuh pengakuan. Memang terdengar cemen, tapi mungkin pengalaman-pengalaman gag enak selama ini, yang selalu 'disimpan' sama setiap cowok yang berhubungan ama gue dg alasan mereka masing-masing dan gue selama itu harus mengerti posisi mereka tanpa mereka mengerti posisi gue yang membentuk gue seperti ini. Lalu apakah ini justifikasi dari tindakan gue ke elo? Jawabannya iya dan tidak. Keinginan terdalam gue adalah gue ingin kamu bisa mengakuiku, walau itu cuma di dunia maya.

Untuk urusan keluarga, selama ini gue emang gag pernah nanya karena gue tau itu hal yg sensitif untukmu. Sementara untuk urusan teman, mungkin, sekali lagi, gue cemen banget tapi gue pengen diakui kalo aku itu pacarmu di depan teman-temanmu, bukan hanya pacar di mata keluargaku dan teman-temanku. Iya, teman-teman dekatku sudah tahu kalau aku sudah berpacaran dengan kamu.

Gue mungkin sudah kehilanganmu. Dari balasanmu ke WA-ku semalam, tampaknya itu tersirat jelas. Hati kecil ini memberontak, membodoh-bodohi diri sendiri, tapi gue harus menerimanya kalau memang itu maumu.

Sayang, hampir 3 bulan bersamamu selama ini sungguh suatu masa yang sangat sangat berharga dan gag akan pernah aku bisa lupakan. Harapan dan semangat hidupku melihat masa depan bersama seorang pria mulai tumbuh lagi ketika kita berdua menghabiskan waktu bersama. Aku ingin aku bisa mendapatkannya terus, selamanya.

Aku minta maaf atas segala kesalahan dan kebodohanku selama ini. Aku berharap sekali bahwa hubungan ini masih bisa diselamatkan dan diperbaiki. Aku berharap banyak darimu karena kamulah orang yang aku cari selama ini, orang dimana aku akan menghabiskan masa tua bersama. Orang yang bisa menghadapi segala bentuk emosi yang gak jelas ini.

Aku gak bisa ngomong banyak lagi. Sudah banyak orang berseliweran di lobi ini sambil melihat heran ke perempuan yang sibuk dengan teleponnya tapi sambil bercucuran air mata.

Sayang, aku minta maaf dan aku sangat tidak mau kehilangan kamu. Aku harap kamu mau memaafkanku dan memberiku kesempatan untuk memperbaiknya. Paling tidak, beri aku kesempatan untuk menjelaskannya secara langsung untuk terakhir kalinya bila kamu sudah menutup hatimu untukku :(

Share/Bookmark

No comments:

Post a Comment