Semalem baru terpikir ama gue dengan amat jelas, betapa berdosanya gue kalo until the day she die, gue gak bisa membuat dia menunaikan kewajibannya yg terakhir, gak bisa buat dia nepatin janji ke bokap. Baru semalem semuanya terpikir ama gue. Segala kesalahan, kebohongan, tindakan & ucapan gue yg telah menyakiti hati ibu gue di masa lalu langsung muncul semua. Betapa berdosanya gue and gue gak mau durhaka ama ibu gue.
Gue menyadari pentingnya arti ibu gue di kehidupan gue, ketergantungan gue sama dia and kedekatan gue sama dia beberapa tahun kebelakang ini (and I'm crying while I write this). I admit I wasn't that close to her, even when my dad died, I still ain't close to her. Setelah banyak kejadian baru gue rasakan arti kebesaran seorang ibu dan betapa mulia hatinya walo sudah sering disakiti. Dan sampai kapanpun, gue gak akan pernah bisa membalas semuanya.
Gue ceritakan semuanya ke Allah dalam shalat gue, segala tangisan, curahan hati gue, beban gue dan gue minta ampunan-Nya. Betapa khilafnya gue yang terkadang mempertanyakan keadilan Allah. Gue selalu meminta, meminta dan meminta kepada Allah dan lupa untuk memberikan sesuatu kepada-Nya. Gue berusaha untuk bisa lebih tawakal dan meyakini lebih dalam suatu pemahaman yang diberikan oleh Aa Gym dalam salah satu tausyiahnya, bahwa segala sesuatu yang diberikan Allah SWT adalah yang terbaik, dan memang yang terbaik dari-Nya belum tentu dirasakan baik oleh ciptaan-Nya.
Gue merasa sedikit lebih lega, walo perasaan dan beban itu masih tetap ada. Tapi Insya Allah, gue bisa lebih yakin dan mantap untuk menjalani hidup ini. Insya Allah, sebelum ibu gue meninggal, gue bisa ngewujudin mimpi dia dan almarhum bapak yang gue yakin selalu melihat gue dari atas sana.
Amien...
No comments:
Post a Comment